Kamis, 07 Agustus 2014

Short Story and For You

Cinta Penuh Kepalsuan
Oleh
Someone Special
            Dia itu orangnya cuek tapi mengagumkan, inilah saatnya aku merasakan jatuh cinta pada cowok terkeren. Dia memiliki kekasih namun dia tidak pernah mencintai kekasihnya. Gilang salah satu nama terpopuler disalah satu SMA yang ada dibilangan Kabupaten Majalaya. Ketua tim eskul basket yang pernah meraih beberapa penghargaan sama halnya dengan dia. Gadis lugu yang sama-sama menyukai musik serta permainan basket itu diam-diam sering memperhatikannya terkadang Gilang tersenyum malu melihatnya. Gadis lugu itu bernama Peny, salah satu pencinta alat musik piano.
            Dia sering menatap Gilang tapi dia sering menggubrisnya lalu berlari kecil meninggalkan kantin. Maklum saja gadis lugu itu tidak menyerah untuk dicintai olehnya. Parah itu cowok cakep lebih dari rembulan yang datang setiap malam-malam yang penuh cinta. Peny selalu cemburu melihat Gilang ketika memainkan piano didepan para murid serta guru lalu dia menyakikan lagu kesukaannya yang berjudul Paramore Still Into You
            I should be over all the butterflies
            But I’am into
            And baby even on our worst night
            I’m into you
           
            Gadis lugu itu kini telah meninggalkan ruangan hampa yang sesak setelah Gilang selesai menyanyikan musik itu dengan piano tersebut. Dia mengatakan cintanya pada gadis lain disaat gadis lugu itu melihatnya langsung berlari ke taman depan sekolah seakan-akan melihat pemandangan yang berantakan sama dengan kasus pembunuhan cinta dan seperti ditusuk jarum merah yaitu pisau penuh darah. Karena Gilang mempalsukan dan memberi harapan yang hampa udara sesak bagaikan penyakit asma.
Buat temanku yang galau

Poem:
I can’t Loving You
By
Anonymous
            I am still besides with you in front of garden
            I always thinking you if I meet in the mean
            After see you anymore with her
            My eyes it is so jealous every time

            I can’t loving you right know
            I can’t beside forever with my someone special
            And know I always listen you are the song
            Loving you make make ilfeel forever

            Remember I don’t understand of you
            You are always make me scared
            You are so bored if I am look at the book
            I hate you and I can’t loving you until know !

                                                                        Buat mantan terbusuk











Sabtu, 02 Agustus 2014

Cerpen Bersambung Cinta Itu Sahabat

Cerbung:
“ Cinta Itu Sahabat”
Oleh
Ira Maulina

            Kali ini aku merasa ada yang kurang enak dari teman-teman belajar bersamaku. Entah mengapa aku selalu dibedakan dengan Jany, memang Jany orangnya tomboy sama seperti aku namun dia memiliki kekurangan yaitu tuna wicara. Jany yang seumuran denganku kini dia sudah menikah dan memiliki anak lain halnya denganku yang masih kuliah. Dulu saat kita kumpul bersama di ruang tamu rumah Ihma cuman aku yang bisa mengerti bahasanya namun dia selalu mengikuti semua hal yang aku bisa mulai dari belajar grammar yang katanya bikin ribet juga. Saat aku mengenal Bahasa Inggris disekolah dasar suka namun ada ribetnya juga tapi ketika dijalani dan dibarengi dengan belajar lumayan menarik juga. Saat aku menyanyi salah satu grup ternama diluar negeri dan lirik aku berantakan teman-teman tertawa terbahak-bahak Krus satu-satunya cowok yang paling sering gabung diantara kami berenam memegang sapu yang seolah-olah gitar. Kejadian itu sungguh menarik sekali. Dan aku sangat mengenal satu persatu karakter dari masing-masing temanku. Krus sempat menyukaiku saat kita sering main bersama diwaktu senggang.
            Hari sabtu Krus paling sering main ke rumahku untuk lari pagi. Mengetuk pintu jendela kamar dan saat itu aku baru selesai memakai seragam. Aku kaget seperti menelan jarum-jarum kecil, mungkin karena jarak rumah Krus denganku bersampingan dan dihalangi beberapa taman didekat komplek.
“tok… tok…. tok…”
“selamat pagi Yusan lari pagi yuk?” kata Krus mengetuk jendela kamar
“oh my god! Ngapain kamu nongol dijendela kamar aku?” kataku marah-marah
“hehe I’m sorry my girl friend. You know? The day is weekend right. Please come on has been running with me” katanya
“lari pagi? Iyaa kan kamu libur aku kan sekolah” kataku agak ketus
“kamu bicara apa? Aku tidak terlalu mengerti bahasamu. Aku bisa Bahasa Indonesia sedikit” kata Krus
“bunda ini bule mau macam-macam dijendela kamarku !” kataku ketakutan
“no, it is no hmm… do you friend with me and my parents?”
“please Krus get out. I can’t see anything in the windows” kataku aneh tapi malu
“sorry my daughter go to school every day” kata bunda juga kebingungan
“hmm… itu dia bunda jago juga Bahasa Inggrisnya” kataku tersenyum
            Akupun pamitan kepada bunda yang sedang terbaring lemah dirumah karena sakit. Krus selalu menemani bundaku ketika penyakit lamanya kambuh. Meskipun pertama kali bertemu Krus aku suka marah-marah. Bunda selalu berbicara kepada sahabat kecilku yang bernama Ihma. Ihma itu salah satu cewek paling pintar dalam hal memasak. Aku aja kalah ketika teman-teman mengujiku saat pesta makan malam dirumah Jany dan akhirnya aku kena beberapa cipratan saus tomato yang bau busuk. Ihma adalah satu-satunya cewek yang sering aku ceritakan ke teman-temanku. Maklum saja dari dulu kita sering banget curhat masalah cowok. Apalagi Ihma yang memiliki rambut ikal bergelombang sama halnya dengan deburan ombak dilautan. Ihma itu paling sering direbut oleh beberapa cowok dikelas, bahkan ada yang sempat Ihma tolak habis-habisan didepan kelas. Aku dan Deviana teman sebangku tertawa terbahak-bahak apalagi aku yang sama sekali susah jatuh cinta sama yang namanya cowok. Pertama kali pacaran hanya jalan beberapa minggu lalu diputusin karena tingkah laku aku yang bergaya seperti preman Birmingham kata ayah Krus yang berasal dari London. 
            Jany mengetuk pintu rumah belakang, aku yang sedari tadi asyik belajar memasak bersama bunda akhirnya mulai terbiasa juga. Bunda selalu menyuruhku untuk mengulek sambal terasi kesukaan ayah Krus. Maklum keluarga Jarmeghan keturunan luar negeri dan keyakinan mereka berbeda, namun satu-satunya keluarga Krus yang menganut agama Islam sama seperti aku, Ihma, Jany, Bunga, Deviana dan Maulida. Mungkin karena keluarga akulah yang paling dekat dengan Krus karena ketika adzan berkumandang bunda dan aku selalu membaca ayat suci Al-Qur’an yang kamarnya hampir bersebelahan dengan kamar kedua orang tuanya Krus.
            Krus sempat dikagumi saat pertama kali pindah ke sekolah kami. Krus sempat melirikku saat aku masih dibangku kelas 1 SMA ternama yang ada dikota Bandung. Dia selalu melirikku dan tersenyum malu-malu kucing yang sama halnya dengan salah satu merk ternama di Indonesia. Aku senyum mungkin karena kerudungku yang agak kacau maklum pertama kali pakai jilbab. Krus menghampiri Bunga yang kebetulan dia duduk dibelakangku. Aku hanya terdiam dan dia juga menyapaku.
“hey… what your name?” katanya yang berdarah setengah Arab
“hey… my name is Yusan. Where do you come from?” kataku canggung
“I’m from Birmingham and my parents move house in here. You are my neighbor right?”
“oh… cius? I don’t know about you. Sorry I can’t speak English good hehe” kataku agak gatal dilidah kayak makan seblak ngomongnya juga
“hahaha… your vocabulary it’s so bad” kata dia mengejek
Ini bule lama-lama aku timbuk aja pake kamus yang ada ditas heuh sabar aja Yusan sabar kamu pasti bisa menghindar. Ayolah bule brengsek jauh-jauh dari tempat duduk aku please help me guys. Mana lagi Bunga kenapa dia tidak menghampiriku segala lagi. Tapi untungnya ada salah satu teman cowok yang lebih mahir Bahasa Inggrisnya dariku. Abang Ryan yang juga leader dikelasku menghampiri dan kita bicara bertiga tetap aja canggung. Ngobrol sama bule lumayan ribet juga. Lalu Ihma mengajakku belajar Sosiologi diperpustakaan karena jam pelajaran sudah hampir habis, Ihma dan aku berbeda kelas entah kenapa dia menyuruhku untuk berkenalan sama Krus. Malah suruh jadian dan aku hanya diam saja.
***
            Tas biru kesayanganku hampir saja meleleh mungkin karena guyuran hujan tak disuruh dari langit dan tas biru yang dikasih dari mendiang Almarhum ayahku kini sama halnya dengan para rentenir yang tiap hari datang kerumah bundaku dan mengacak-ngacak barang yang ada dirumah. Paman yang seakan-akan bisa melunasi utang-utang Almarhum ayahku kini telah kewalahan melihatnya. Aku yang bekerja serabutan diwarung tegal disudut kota Bandung kini melihat bunda aku menangis, lalu Krus menghampiri rumahku dan memberi beberapa uang untuk para rentenir tersebut. Aku hanya menangis dipelukkan bunda, untuk masalah seperti ini aku selalu menangis. Maulida menelponku dan menanyakan hal aneh itu lagi. Satu-persatu temanku datang ke rumah. Aku sudah berhenti menangis karena untuk pertama kalinya aku menangis diruang tengah saat kita berkumpul bersama teman-temanku. Jany bilang kamu harus kuat, ini adalah cobaan dari Allah untuk kamu dan bunda.
            Fahrul salah satu teman dekatku dari SMP masuk ke rumah dan mungkin dia sempat kecapean karena habis lari-lari dari warteg tempat aku bekerja mencuci piring disana. Fahrul mengajakku keluar lalu Krus tiba-tiba marah pakai ciri khas Bahasa Inggris setengah Arab. Fahrul kurang paham dan tidak menyukai Krus karena dia malah melongok kayak kucing kelaparan. Aku senyum melihatnya, setelah itu aku translate aja.
“apa-apaan kamu datang enggak pakai etika langsung masuk?” kata Ihma
“aku itu sebenernya ingin kita kayak dulu lagi itu bule ngomong apa barusan sama aku San?” kata Fahrul
“do you talk to his? I don’t like his, why you come to house Yusan? please speak bahasa !” kata dia menyuruhku memakai Bahasa Indonesia
“liat dia menanyakan kamu Fahrul kamu masih pengen kesini untuk apa? Bertahun-tahun aku mencari kamu, tapi sekarang kamu sudah seperti ini kamu lupa sama janji palsu kamu dulu hah ! kamu mau ngapain kesini aku benci kamu” kataku kesal membantingkan jam tangan darinya
“I don’t understanding  please says to me ! did you angry to his Yusan?”
“Krus keep silent, I alone in my room know? Well you can’t disturb once more again” kataku menangis dan mungkin untuk bule seperti Krus agak aneh mendengarnya
“Yusan aku bisa menjelaskan aku ingin kita sukses bersama-sama meskipun jarak kita jauh” kata Fahrul
“aku bisa untuk itu tapi kamu tau sendiri aku punya penyakit” kataku menangis kesakitan dipelukkan bunda
“kita masih bisa mendukung kamu dari belakang tenang aja” kata Deviana memelukku
“dulu aja aku mencari kamu, dan aku siap menerima kekurangan kamu Yusan” kata dia agak kecewa
            Jany membaca salah satu puisi yang ada diblog lamaku. Maklum saja aku sudah jarang membukanya. Jany bilang tolong tulis puisi Bahasa Inggris yang lebih menarik untuk suamiku, dia mengikuti blog yang kamu buat. Aku hanya bisa menarik napas, haruskah aku menulis puisi Bahasa Inggris lebih bagus untuk orang lain sementara dipinggir jendela ada beberapa deretan puisi Bahasa Inggris dan yang paling aku kaget tertulis secret admirer. Krus menelponku setelah beberapa tahun aku pindah rumah, selalu saja aku melihat secarik kertas yang berisi tinta biru dikertas diary berwarna pink. Krus selalu bilang ingin bertemu lewat hp dan kita memilih beberapa menu kesukaan disalah satu warung lesehan di Bekasi. Sekarang Krus sudah menikah dengan Jany, sempat aneh juga dilihatnya ketika aku telah tunangan bersama Fahrul yang dulu sempat dimarahi oleh Krus dan Ihma. Sekarang Krus berbicara Sunda sama halnya denganku. Aku dan Krus sempat berdebat masalah mata kuliah fonologi Inggris disemester 3. Tapi sekarang Krus malah berbalik arah angina untuk anaknya dan anaknya lebih jago dalam bola basket dan itu bakat aku bersama Jany. Ketika kita kumpul dirumah Maulida yang sempat merebut bekas pacar aku dia gagal menikah. Fahrul dan aku hanya terdiam 3 bulan mendatang aku dan Fahrul menikah. Dan mereka berenam terkejut mendengarnya mungkin mereka kaget karena aku satu-satunya cewek paling tomboy diantara mereka yang duluan menikah.