Sabtu, 08 Februari 2014

Persahabatan Lebih Indah Daripada Cinta
Karya: Ira Maulina Nurrahmi

Putri pun terbangun dengan suara handphonenya dan Putri pun mengambil handphone sambil melihat layarnya yang ternyata sms dari Gilang dan di buka pesan tersebut.
From: Gilang
“ Put, udah bangun belum? Nanti kita berangkat sekolah bareng ya?, aku tunggu di taman dekat CafĂ© sebrang rumah Dicky  “
Putri pun membalas pesan dari Gilang ……
From: Putri
“iyaa … sekalian aja berangkat bareng Dicky dan Annisa, gimana? Nanti aku kasih tau mereka”
From : Gilang
“oke beb! Hahaha J
From : Putri
“Aah kamu ada-ada aja, hahaha”
Putri pun memberi tahu kepada Dicky dan Annisa, setelah itu putri pun siap-siap pergi ke sekolah
30 menit kemudian putri pun sampai di tempat janjian, dan ternyata di kejauhan sudah terlihat Dicky yang sudah menunggu kedatangan kami, putri pun menghampiri Dicky dan menyapa nya
Putri    : “Hai Dick, udah nunggu lama ?”
Dicky   : “Eh Put kirain siapa! Engga baru aja nyampe”
Putri    : “Ooh … yang lain belum pada datang?”
Dicky   : “Belum tuh, ngga tau pada nyasar ke mana!”
Putri    : “Ah dasar! Masa nyasar? Kan mereka pada tau rumah kamu!”
Dicky   : “Haha …. Canda dong bey . hahaha!!”
Putri    : (dengan muka merah sambil tersenyum) “Apaan sih kamu”
Tiba-tiba saja Gilang dan Annisa menghampiri dan mengagetkan Putri yang sedang asyik ngobrol bersama Dicky
Gilang :  “Lagi pada ngapain kalian berduaan?”
Dicky   : (kaget) “Yaa nunggu kalian berdua lah!”
Annisa             : “biasa aja dick wajahnya!”
Dicky   : “Ini juga udah biasa aja kali, emang kenapa?”
Annisa             : “Emmh …. Masa? Itu mukanya merah gitu?”
Gilang : “udah deh! Jangan ribut melulu! Ayo kita berangkat nanti kesiangan”
Putri    : “iyaa ayo cepet takut kesiangan mana belum sarapan lagi! Ayo Nis (sambil merangku Annisa)
Sesampainya di sekolah mereka pun memarkirkan mobilnya dan segera masuk ke kelas masing-masing karena bel tanda masuk sudah berbunyi.

Di kelas mereka pun belajar dengan bersungguh-sungguh dan sangat memerhatikan guru yang sedang mengajar.
Tteeeettttttt………
Bell tanda istirahat pun berbunyi.
Tanpa basa-basi Dicky dan Gilang menghampiri Putri dan Annisa di kelasnya.
Setelah mereka bertemu,mereka pun langsung pergi ke kantin bersama-sama.

Kantin
Dicky   : ”tuhh…disana ada tempat yang ikosong !”
(sabil menunjuk tempat yang kosong).
Gilang  : ”oke yuuk”(sambil mengajak sahabatnya)
Mereka pun sampai di tempat yang kosong itu dan segera memesan makanan.
Dicky   : ”kalian mau pada makan apa?”
Annisa : ”apa aja deh ky yang penting kenyang”
Dicky   : ”yaudah tunggu sebentar ya biar aku yang pesenin”

Dicky pun segera beranjak dari tempat duduknya dan memesan makanannya…..
Tak lama kemudian dicky datang dengan membawakan makanannya.
Dicky   : ”ini makanannya udah aku bawa”
Putri    : ”iya udah buruan aku udah laper banget. Kalian taukan tadi pagi aku belum sempat sarapan”
Dicky   : “iya iya cerewet! Nihhhh….. (sambil menyodorkan makanan)
Setelah selesai makan mereka pun langsung masuk ke kelas masing-masing untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

Bell pulang pun berbunyi…
Putri dan Annisa pun segera keluar kelas karena sudah di tunggu sahabat-sahabatnya.
Parkiran
Gilang  : “(gugup) euumm Put bisa nganter aku gak?”
Putri    : “emang mau di anter kemana? Tumben ngajak aku kenapa gak ngajak Dicky? (sambil melirik Dicky)
Gilang  : “ke toko buku mau beli bahan ajar buat tugas kelompok besok. Gak ngajak Dicky soalnya kita gak sekelompok, iya gak Dick? (sambil meyakinkan Putri)”
Putri    : “(ragu) emmmm… iya deh tapi jangan lama-lama ya?”
Gilang  : “oke sip!”
Putri    : “Nis aku pulang duluan bareng Gilang gak apa-apa kan?”
Annisa : “iya gak apa-apa lagian ada Dicky. Kan aku bisa nebeng. Iya gak iya gak? (melirik Dicky dengan wajah memelas)
Dicky   : “iya iya aja deh biar cepet hehehe”
Annisa : “iihhhh…. Kamu! (sambil mencubit  lengan Dicky)
Dicky   : “(memegang lengannya yang dicubit Annisa) aaawww….. sakit tau Nis!”
Annisa : “hehehe sorry.. sorry.. Dick!”
Gilang dan Putri pun berlalu dari hadapan Dicky dan Annisa

Mobil Dicky
Dicky   : “Nis boleh gak aku cerita sama kamu?”
Annisa : “emang mau cerita apa?”
Dicky   : “Nis sebenarnya (ragu-ragu) aku itu suka sama Putri, tapi kok Putrinya biasa aja sama aku. Malahan dia dekat banget sama Gilang…”
Annisa ; “(kaget) hahh…. Kok bias Dick?”
Dicky   : “iya aku juga gak tau, sebenarnya aku suka sama Putri udah dari dulu tapi gak berani bilang sama orangnya, karena aku lebih mementingkan persahabatan kita dari pada perasaan yang selama  ini muncul”
Annisa : “(bingung)”
Dicky   : “ayolah Nis bantu aku supaya aku bisa  menghilangkan perasaan ini”
Annisa : “lantas aku harus bagaimana?”
Dicky   : “iya gak tau yang penting aku bisa melupakan perasaan ini!”

Belum sempat menjawab pertanyaan Dicky, mobil Dicky pun telah sampai di depan rumah Annisa.
Annisa : “Emmm…. Ky makasih ya udah mau anterin aku sampai rumah”
Dicky   : “iya sama-sama nyantai aja kali Nis”
Annisa : “gak mampir dullu Dick?”
Dicky   : “gak deh Nis udah sore juga kan’
Annisa : “Oh ya udah hati-hati di jalan ya Dick?”
Dicky   : “iya Nis sampai jumpa besok di sekolah”

Dicky pun pergi berlalu dari hadapan Annisa untuk melanjutkan perjalanan pulang ke rumahnya.
Keesokan paginya Putri bangun seperti biasa dan berangkat sekolah  bersama sahabat-sahabatnya.

Mobil
Mereka sedang asyik berbincang sedangkan Dicky hanya fokus menyetir dan mendengarkan perbincangan Gilang, Putri dan Annisa.
Annisa : “Put, sebenarnya kamu udah punya pacar atu belum sih?”
Putri    : “hahh? Pacar? Kenapa tiba-tiba kamu nanya soal pacar?”
Annisa : “iya lagi pengen tau aja pacar kamu sekarang”
Putri    : “ada-ada aja kamu Nis”

Gilang yang tadinya diam memerhatikan jalanan tiba-tiba merangkul Putri sambil berkata
Gilang  : “Pacar Putri kan aku? Benerkan Put? (sambil tertawa cengengesan)
Putri    : “Apaan sih kamu gilang, ada-ada saja kita kan sahabatan.”
Dicky yang kaget mendengar perkataan gilang bahwa dirinya pacaran sama putri pun kaget bukan kepalang
Annisa             : “Hah ... beneran put, lang kalian pacaran?”
Putri    : “ya enggak lah nis masa pacaran sama sahabat sendiri, gak mungkin kali ah”
Belum sempat gilang menjawab lagi perbincangan itu, mobil dicky tiba di sekolah untuk segera di parkir, mereka pun keluar mobil dan memasuki kelas masing-masing
DI KELAS ANNISA DAN PUTRI
Sebelum bel berbunyi tanda masuk, putri masih penasaran kenapa tiba-tiba annisa menanyakan mengenai pacar
Putri    : “Ekh nis kenapa sih kamu tanya aku soal pacar kaya tadi?”
Annisa             : “ya enggak, pengen tau aja pacar kamu sekarang siapa?”
Putri    : “Emp aku belum punya pacar nis, masih betah ngejomblo!”
Annisa             : “kalo seandainya dicky suka sama kamu gimana put, kamu mau?”
Putri    : “Hah gak mungkin lah nis masa iya dicky suka sama aku kita kan sahabatan dari dulu, ada-ada aja kamu nis”
Annisa : “Aku se .....”
Belum sempat annisa membalas obrolannya tetapi sudah ada guru yang masuk di jam pelajaran pertama.
Pelajaran selesai kami pun pulang, di mobil dalam perjalanan pulang Dicky diam saja tanpa mengeluarkan sepatah kata pun ...
Putri    : “Dick, kenapa sih kamu dari tad diem saja, biasanya juga kamu paling bawel?”
Dicky   : “ehm...ehm...ehm... aku ga apa-apako put”
Putri    : “jangan salting gitu dong dick” (ucap annisa ke dicki sambil berbisik karena takut kedengaran oleh putri dan gilang)
Sedangkan gilang hanya bengong melihat jalanan yang ramai
Puti      : “eh nis ngomong-ngomong tadi di kelas kamu mau bilang apa, kan belum selesai kamu menjawab obrolan kita tadi?”
Annisa melirik dicky dengan tatapan penuh makna
Gilang : “Emangnya tadi kalian lagi pada ngomongin apa sih?” (dengan wajah penasaran)
Dicky   : (menyentak) “ngomongin apa sih kalian ga penting banget!”
Putri    : “kenapa sih dick sewot banget!”
Dicky   : “udah deh kamu diem aja, jangan buat aku ga konsen nyetir”
Gilang : “apa-apan sih dick, jangan bentak-bentak gitu dong!”
Dicky   : “kamu lagi gak usah ikut campur urusan orang lain lah!” (sambil memarahi gilang)
Gilang : “Heh dick lagian putri kan ngomong sama annisa bukan sama kamu, jadi kamu gak punya hak buat nyentak dia!”
Tiba-tiba Dicky memberhentikan mobilnya dan membelokanya ke pinggir jalan
Dicky   : “keluar kalian pergi dari mobil aku”
Gilang : (menarik lengan putri) “hayu put kita pergi dari mobil ini.!!”
Putri    : (menutup mata dengan telapak tangannya)
Gilang : “Ayolah put, ga usah nangis gitu cengeng banget sih” (sewot)
Gilang dan Putri pun keluar dari mobil Dicky tanpa Annisa.
Annisa             : “Dick kamu tega liat Putri kaya gitu.?”
Dicky   : (Terdiam sambil fokus menyetir)
Sementara itu Gilang dan Putri melanjutkan perjalanan pulang dengan berjalan kaki.
Gilang : “Udahlah Put, jangan nangis terus. Lagian kan masih ada aku”
Putri    : (masih menangis tersedu-sedu)
Diperjalanan Gilang pun terus menghibur Putri, tak lama kemudian mereka sampai didepan rumah Putri.
Putri    : (Dengan nada datar) “Makasih Lang udah anterin aku sampai rumah”

Putripun berlalu tanpa mendengarkan jawaban dari gilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar